Jumat, 17 November 2023

Kata Ahli Parenting Harvard, Sekolah Bagus Bukan Garansi Masa Depan Anak

Banyak orang-tua berlomba supaya anaknya dapat memperoleh pendidikan di sekolah terbaik. Semua langkah dilaksanakan untuk sekolah anak supaya masa datangnya lebih bagus. Tetapi ahli parenting Harvard, Jennifer Breheny Wallace memiliki pendapat tidak ada yang bernama sekolah baik untuk anak.

Kebalikannya, penekanan semenjak berusia muda untuk masuk ke dalam sekolah yang baik dan perguruan tinggi berprestise dapat memacu kritis kesehatan psikis pada anak, sama seperti yang dirasakan banyak anak di Amerika Serikat sekarang ini.

"Hal pertama yang penting kita kerjakan ialah mengetahui jika ada yang bernama 'perguruan tinggi yang bagus'," kata Wallace, d ikutip dari CNBC. Dapat maka pendidikan yang dipandang orang-tua jalan menunju kehidupan yang berhasil sukses untuk anaknya di periode dewasa justru jadi memperburuk kondisi. Dia sendiri berusaha lakukan itu pada ke-3 anaknya untuk kurangi depresi. Menurut dia, rangking sekolah atau perguruan tinggi memiliki sifat subjektif, dan keberhasilan dan kebahagiaan anak di masa datang tidak tergantung pada sekolahnya. "Anda bisa selamatkan beberapa anak Anda, dan diri Anda sendiri, dari depresi dengan hilangkan dogma jika prestise perguruan tinggi ialah rahasia keberhasilan," kata Wallace.

Sekolah terbaik bukan yang khusus Penelitian menunjukkan, masuk sekolah terbaik atau perguruan tinggi berprestise tidak jamin masa datang yang bagus. Kebalikannya, orang-tua perlu menerangkan ke anak akan ada beberapa orang sukses dan berbahagia yang tidak di instansi pendidikan elit tersebut;. "Kita tahu beberapa orang yang bersekolah di sekolah yang selective ini, tetapi kehidupan mereka tidak jalan sebagus yang mereka harap," kata Wallace.

"Dan kita mempunyai orang dewasa dalam kehidupan kita, yang [bersekolah] di sekolah yang tidak pernah kita dengar awalnya, yang hidupnya jadi hebat." Orang-tua harus juga mengajarkan anak-ananya untuk memperoleh hasil optimal dari pendidikan mereka, tidak perduli di mana saja mereka akan bersekolah. Survey tahun 2014 pada 30.000 alumnus perguruan tinggi AS yang sudah dilakukan oleh Gallup dan Purdue University, kesejahteraan masa datang khususnya tergantung pada pengalaman yang didapat saat kuliah, bukan masalah kampusnya. Ini bisa meliputi aktivitas ekstrakurikuler, magang yang bagus sekali, atau cari tutor yang menolong jadikan evaluasi lebih menggembirakan.

"Pada intinya, pokoknya ialah: Apa beberapa mahasiswa itu [merasa] jika mereka bermakna untuk universitas mereka?" kata Wallace. Berunding secara sehat Saksikan Photo Contoh orang-tua temani anak belajar.(Dok. Shutterstock/Weerasak Saeku) Meskipun begitu, orang-tua bisa juga masih tetap mengutamakan keutamaan pendidikan dengan membuat dialog yang sehat bersama anak. Contohnya, mengulas masalah universitas atau masa datang pendidikan anak cuman satu jam dalam seminggu, ataupun waktu anak yang buka percakapan.

Saat membahas sekolah, Wallace merekomendasikan untuk memfokuskan percakapan pada "ide mengenai universitas yang terpenting," dibanding cari sekolah dengan rangking paling berprestise. Contohnya, sekolah yang terbaik untuk anak hingga mereka dapat memberi dampak yang bagus. Ini dapat membuat dialog masalah sekolah atau universitas tidak lagi jadi hal yang menyebaban depresi dan mengutamakan beberapa faktor lebih tepat saat memprediksikan keberhasilan di masa datang dan kesejahteraan keseluruhannya.

"Kita dapat pertimbangkan apa yang sebetulnya ke arah pada kehidupan baik yang kita harapkan untuk beberapa anak kita, berdasar ilmu dan pengetahuan sepanjang beberapa puluh tahun," kata Wallace. "Dan itu bermakna mempunyai jalinan yang bagus, mempunyai tugas yang mempunyai tujuan, dan merasa kapabel dalam soal itu. "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Ahli Parenting Harvard, Sekolah Bagus Bukan Garansi Masa Depan Anak

Banyak orang-tua berlomba supaya anaknya dapat memperoleh pendidikan di sekolah terbaik. Semua langkah dilaksanakan untuk sekolah anak supay...